Wednesday, June 14, 2017

Mass Customization (Kustomisasi Massal)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menghadapi ancaman persaingan pasar, seluruh perusahaan di dunia saat ini menyadari kebutuhan untuk memberikan pelayanan yang memuaskan untuk pelanggan. Dalam keinginan perusahaan untuk memenuhi keinginan pelanggan, mendorong banyak perusahaan terpaksa menciptakan program-program baru dan prosedur untuk memenuhi setiap permintaan pelanggan. Maka dari itu, perusahaan dimasa kini khususnya perusahaan dalam bidang menufaktur banyak yang menerapkan Kustomisasi Masal (Mass Customization). Dalam melakukan Mass Custimization, bagaimana perusahaan memberikan nilai yang unik/nilai tambah suatu produk sesuai keinginan pelanggan namun dengan cara yang efisien. 

Mass Customization akan memberikan pelayanan yang lebih relevan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dalam membedakan penawaran dan pesaing sehingga akan meningkatkan nilai penawaran. Mass Customization merupakan salah satu ciri persaingan. Implikasi dari Mass customization adalah bahwa sistem operasi harus menjadi fleksibel untuk mengendalikan kebutuhan unik konsumen dan memberikan keunggulan dalam berbagai permintaan individu.

Terpenuhinya semua kebutuhan dan keinginan konsumen akan membuat konsumen puas dan akan kembali melakukan transaksi dengan perusahaan tersebut. Hal ini berarti dengan strategi mass customization maka akan meningkatkan loyalitas dari pelanggan dan ini berarti demand konsumen ke perusahaan akan terus naik.

Mass customization yang efektif ditunjang oleh Teknologi informasi. Teknologi informasi tepat guna dan proses kerja yang fleksibel memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan barang atau jasa bagi pelanggan perorangan dalam volume tinggi dan dengan harga yang relatif biaya rendah.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan diatas, maka muncul rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa itu Kustomisasi Masal?
2.      Bagaimana penerapan Kustomisasi Masal di dalam suatu perusahaan?
3.      Apa manfaat dari penerapan Kustomisasi Masal bagi perusahaan?

C.    Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari pernulisan makalah ini antara lain:
1.      Memahami salah satu strategi kontemporer yaitu Kustomisasi Masal.
2.      Memahami praktis penerapan Kustomisasi Massal di dalam perusahaan.
3.      Mengetahui manfaat dari penerapan kustomisasi masal dalam perusahaan.












BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Kustomisasi Masal
Menurut Laudon (2010), Kustomisasi Massal (mass customization) adalah kemampuan untuk menawarkan produk atau jasa yang disesuaikan secara individu dengan menggunakan sumber daya produksi yang sama seperti mass production.
Menurut Amstrong dan Kotler (2002), Mass Customization adalah kemampuan untuk menyediakan produk dalam skala massal yang didesain secara individual dan mengkomunikasikan untuk dipertemukan dengan setiap kebutuhan konsumen.
Selain itu, menurut Silveira,et al. (2000) Mass Customization merupakan usaha untuk memberdayakan teknologi informasi, proses manufaktur fleksibel, dan struktur organisasi perusahaan, agar dapat merealisasikan produk sesuai kebutuhan/keinginan pribadi konsumen dengan harga mendekati harga barang yang diproduksi secara missal.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kustomisasi masal adalah suatu strategi yang diterapkan perusahaan dalam bagian pemasaran dan atau produksi yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menangani meningkatnya variasi yang timbul dari permintaan individu.






B.     Pendekatan dalam Melakukan Kustomisasi
Menurut Gilmor dan Joseph (1997), ada 4 (empat) pendekatan dalam customization, yaitu :
1.      Customizers Kolaboratif, yaitu pendekatan dimana pelanggan/individu melakukan dialog untuk membantu mengartikulasikan kebutuhan mereka dan untuk membuat produk yang disesuaikan untuk mereka. Contoh : Salon Rambut, pelanggan dapat konsultasi atau berdialog mengenai jenis/type potongan rambut yang diinginkan.

2.      Customizers Adaptive, manufactur menawarkan produk standar, namun masih dapat disesuaikan. Produk dirancang dalam bentuk standar tersebut dibuat sedemikan rupa sehingga pengguna masih dapat mengubahnya sendiri. Contoh : Handphone, dengan membenamkan teknologi didalamnya setiap customer dapat menambahkan fungsi dalam produk tersebut.

3.      Customizer Cosmetic, yaitu menyajikan produk standar berbeda untuk berbeda pelanggan. Pendekatan kosmetik tepat ketika pelanggan menggunakan produk cara yang sama dan hanya berbeda dalam bagaimana mereka ingin disajikan. menawarkan standar yang dikemas khusus untuk setiap pelanggan. Contoh : Gula yang dikemas dalam packing ½ kg, 1 kg, 2 kg, sehingga pelanggan mempunyai pilihan.

4.      Customizer Transparan, menyediakan pelanggan dengan produk/layanan unik tanpa membiarkan mereka mengetahui secara eksplisit bahwa produk-produk dan jasa telah disesuaikan untuk mereka. Pendekatan transparan untuk kustomisasi tepat ketika kebutuhan spesifik pelanggan dapat diprediksi dengan mudah atau dapat disimpulkan dan terutama ketika pelanggan menyatakan kebutuhan mereka berulang kali. Contoh : Mobil, dibuat dengan warna yang berbeda yang didasarkan pada keinginan banyak individu yang diikuti oleh banyak manufaktur.
C.    Keuntungan Kostumisasi Masal
Berdasarkan urain di atas, keuntungan dari mass customization antara lain:
1.      Memaksimalkan market share dengan maksimalkan kepuasan konsumen dan jumlah konsumen.
2.      Menekan biaya persediaan dan material waste. Penekanan biaya ini diakibatkan karena material dan input lainnya di dorong untuk melakukan produksi secara just in time sehingga inventory dari finish productpun rendah karena produksi berdasarkan order tidak untuk menyetok.
3.      Meningkatkan cash flow.
4.      Waktu respon yang lebih pendek. Akmulasi waktu dari diterimanya order hingga dilakukan pengiriman sangat pendek. Selain itu sistem produksi yang fleksibel dapat mengadaptasi permintaan yang berbeda dengan cepat.












BAB III
STUDI KASUS
A.    Kustomisasi Masal yang Tidak Efektif di Toyota
Contoh kasus adalah yang terjadi pada Toyota ditahun 2007 dan 2008 dalam produknya Toyota Yaris.  Kegagalan dialami Toyota ketika ingin menerapkan Mass Customization di bidang fitur mobil Yaris. Awalnya mereka ingin menciptakan mobil yang bervariasi berdasarkan kegunaan. Mereka mengeluarkan produk Yaris J, Yaris E dan Yaris S yang bervariasi dalam bobot kosong, sistem pengereman dan audio. Namun, tampilan interior dan eksteriornya cenderung sama. Hal tersebut dapat dibilang tidak berhasil bukan karena Toyota mendapat kerugian, namun disebut kegagalan karena varian yang dilakukan tidak dapat dirasakan secara langsung oleh pelanggan. Sehingga yang dilakukan Toyota pada saat itu hanya membuang-buang biaya. Bahkan pelangganpun banyak yang bertanya-tanya akan perbedaan varian jenis Yaris tersebut.
Beragamnya varian Toyota Yaris tersebut tidak berpengaruh bagi sebagian besar pelanggan, karena bagi mereka yang terlihat adalah perbedaan harga saja. Hal tersebut dilatar belakangi oleh budaya kerja Mass Customization yang benar-benar baru bagi mereka, sedangkan struktur organisasi yang ada tidak bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut. Hal yang sama terjadi pada beberapa perusahaan lain seperti Nissan, Amdahl, Dow Jones, dimana mereka gagal menerapkan strategi Mass Customization karena tidak melakukan transformasi sistem dengan sempurna.
Oleh karena itu, perlu ditelaah kembali hal-hal yang perlu dipersiapkan sehingga strategi Mass Customization akan dapat memberikan keuntungan yang lebih sebagaimana tujuan awal. Hal-hal tersebut terangkum dalam lima enabler untuk Mass Customization, yaitu agile manufacturing, lean manufacturing, manajemen rantai pasok, teknologi manufakturing modern, teknologi komunikasi dan jaringan.
B.     Kustomisasi Masal Indomie dan Sarimie
Kisah mengenai mie instan di Indonesia dapat menggambarkan keberhasilan fenomena Mass Customization.  Supermie pernah menjadi raja dalam pasar mi instan dengan satu jenis produk saja dan menjadi nama generik untuk menyebut mi instan.  Kemudian datang Indomie merupakan produk baru yang juga berasal dari produsen yang sama yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Tetapi kedua produk tersebut masih dengan satu jenis produk. Kedua produk Relatif tidak mempunyai daya beda yang signifikan.
Lalu Indomie dan Sarimie melakukan beberapa penyesuaian untuk menangkap ceruk pasar yang disebabkan oleh kejenuhan konsumen akibat penyeragaman selera dalam situasi pasar yang homogen. Kedatangan Indomie Goreng, serta varian rasa Sarimie dan beberapa jenis penyesuaian lainnya menghantarkan pasar mie instan ke arah mass customization tahap awal.
Sampai akhirnya Indofood berhasil dalam melakukan kutomisasi masal dan selalu merajai pasar dalam industry mie instan. Permintaanpun melonjak secara signifikan dan mengalami tahap maturity hingga saat ini. Prinsip-prinsip mass marketing tetap dipegang erat oleh kedua produk tersebut. Produk secara hakiki tetap sama, tetapi bumbunya atau cara memasaknya berbeda sehingga konsumen mempunyai pilihan. Proses produksi masal tidak banyak berubah: volume besar, kualitas yang terjaga dan produk yang terstandarisasi. Penganekaragaman rasa, melalui bumbu yang berbeda-beda tetap dapat dibuat dengan produksi masal berkat kemajuan teknologi. Langkah customization ini tidak menaikkan harga secara signifikan. Kini, ketika para pemain mie instan makin banyak para pemain makin inovatif.




BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kustomisasi masal adalah salahsatu strategi kontemporer yang diterapkan perusahaan umunya perusahaan manufaktur dalam bagian pemasaran dan atau produksi yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menangani meningkatnya variasi yang timbul dari permintaan individu.
Keuntungan dari mass customization antara lain:
1.   Memaksimalkan market share dengan maksimalkan kepuasan konsumen dan jumlah konsumen.
2.   Menekan biaya persediaan dan material waste. Penekanan biaya ini diakibatkan karena material dan input lainnya di dorong untuk melakukan produksi secara just in time sehingga inventory dari finish productpun rendah karena produksi berdasarkan order tidak untuk menyetok.
3.   Meningkatkan cash flow.
4.   Waktu respon yang lebih pendek. Akmulasi waktu dari diterimanya order hingga dilakukan pengiriman sangat pendek. Selain itu sistem produksi yang fleksibel dapat mengadaptasi permintaan yang berbeda dengan cepat






B.     Saran

Dalam melakukan kustomisasi masal baiknya, perbedaan/ varian produk dapat dilihat atau dirasakan secara langsung dan pelanggan dapat dengan mudah mengklasifikasinya. Walaupun tidak, diharapkan produk memiliki standar tertentu yang mempermudah pelanggan dalam melakukan cutomisasi sendiri. Jika dilakukan setengah-setengah dalam arti produk yang dikustomisasi memiliki perbedaan yang tidak begitu signifikan, maka tidak perlu melakukan kustomisasi dikarenakan hal tersebut hanya membuang-buang biaya saja entah itu biaya perbedaan komponen juga biaya lainnya.

No comments:

Post a Comment

Mohon maaf bila ada salah kata dan hal-hal yang kurang berkenan. Adapun kritik atau saran mohon isi comment box. Terimakasih