BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi ancaman persaingan pasar, seluruh perusahaan di dunia saat ini menyadari kebutuhan untuk memberikan pelayanan yang memuaskan untuk pelanggan. Dalam keinginan perusahaan untuk memenuhi keinginan pelanggan, mendorong banyak perusahaan terpaksa menciptakan program-program baru dan prosedur untuk memenuhi setiap permintaan pelanggan. Maka dari itu, perusahaan dimasa kini khususnya perusahaan dalam bidang menufaktur banyak yang menerapkan Kustomisasi Masal (Mass Customization). Dalam melakukan Mass Custimization, bagaimana perusahaan memberikan nilai yang unik/nilai tambah suatu produk sesuai keinginan pelanggan namun dengan cara yang efisien.
Mass Customization akan memberikan pelayanan yang lebih relevan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dalam membedakan penawaran dan pesaing sehingga akan meningkatkan nilai penawaran. Mass Customization merupakan salah satu ciri persaingan. Implikasi dari Mass customization adalah bahwa sistem operasi harus menjadi fleksibel untuk mengendalikan kebutuhan unik konsumen dan memberikan keunggulan dalam berbagai permintaan individu.
Terpenuhinya semua kebutuhan dan keinginan konsumen akan membuat konsumen puas dan akan kembali melakukan transaksi dengan perusahaan tersebut. Hal ini berarti dengan strategi mass customization maka akan meningkatkan loyalitas dari pelanggan dan ini berarti demand konsumen ke perusahaan akan terus naik.
Mass customization yang efektif ditunjang oleh Teknologi informasi. Teknologi informasi tepat guna dan proses kerja yang fleksibel memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan barang atau jasa bagi pelanggan perorangan dalam volume tinggi dan dengan harga yang relatif biaya rendah.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
Latar Belakang yang telah dipaparkan diatas, maka muncul rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa
itu Kustomisasi Masal?
2. Bagaimana
penerapan Kustomisasi Masal di dalam suatu perusahaan?
3. Apa
manfaat dari penerapan Kustomisasi Masal bagi perusahaan?
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
Adapun
tujuan dari pernulisan makalah ini antara lain:
1. Memahami
salah satu strategi kontemporer yaitu Kustomisasi Masal.
2. Memahami
praktis penerapan Kustomisasi Massal di dalam perusahaan.
3. Mengetahui
manfaat dari penerapan kustomisasi masal dalam perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Kustomisasi Masal
Menurut
Laudon (2010), Kustomisasi Massal (mass customization) adalah kemampuan untuk
menawarkan produk atau jasa yang disesuaikan secara individu dengan menggunakan
sumber daya produksi yang sama seperti mass production.
Menurut
Amstrong dan Kotler (2002), Mass Customization adalah kemampuan untuk
menyediakan produk dalam skala massal yang didesain secara individual dan
mengkomunikasikan untuk dipertemukan dengan setiap kebutuhan konsumen.
Selain
itu, menurut Silveira,et al. (2000) Mass Customization merupakan usaha untuk
memberdayakan teknologi informasi, proses manufaktur fleksibel, dan struktur
organisasi perusahaan, agar dapat merealisasikan produk sesuai
kebutuhan/keinginan pribadi konsumen dengan harga mendekati harga barang yang
diproduksi secara missal.
Berdasarkan
pendapat-pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kustomisasi masal
adalah suatu strategi yang diterapkan perusahaan dalam bagian pemasaran dan atau
produksi yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menangani meningkatnya
variasi yang timbul dari permintaan individu.
B.
Pendekatan
dalam Melakukan Kustomisasi
Menurut
Gilmor dan Joseph (1997), ada 4 (empat) pendekatan dalam customization, yaitu :
1. Customizers
Kolaboratif, yaitu pendekatan dimana pelanggan/individu melakukan dialog untuk
membantu mengartikulasikan kebutuhan mereka dan untuk membuat produk yang
disesuaikan untuk mereka. Contoh : Salon Rambut, pelanggan dapat konsultasi
atau berdialog mengenai jenis/type potongan rambut yang diinginkan.
2. Customizers
Adaptive, manufactur menawarkan produk standar, namun masih dapat disesuaikan.
Produk dirancang dalam bentuk standar tersebut dibuat sedemikan rupa sehingga
pengguna masih dapat mengubahnya sendiri. Contoh : Handphone, dengan
membenamkan teknologi didalamnya setiap customer dapat menambahkan fungsi dalam
produk tersebut.
3. Customizer
Cosmetic, yaitu menyajikan produk standar berbeda untuk berbeda pelanggan.
Pendekatan kosmetik tepat ketika pelanggan menggunakan produk cara yang sama
dan hanya berbeda dalam bagaimana mereka ingin disajikan. menawarkan standar
yang dikemas khusus untuk setiap pelanggan. Contoh : Gula yang dikemas dalam
packing ½ kg, 1 kg, 2 kg, sehingga pelanggan mempunyai pilihan.
4. Customizer
Transparan, menyediakan pelanggan dengan produk/layanan unik tanpa membiarkan
mereka mengetahui secara eksplisit bahwa produk-produk dan jasa telah
disesuaikan untuk mereka. Pendekatan transparan untuk kustomisasi tepat ketika
kebutuhan spesifik pelanggan dapat diprediksi dengan mudah atau dapat
disimpulkan dan terutama ketika pelanggan menyatakan kebutuhan mereka berulang
kali. Contoh : Mobil, dibuat dengan warna yang berbeda yang didasarkan pada
keinginan banyak individu yang diikuti oleh banyak manufaktur.
C.
Keuntungan
Kostumisasi Masal
Berdasarkan
urain di atas, keuntungan dari mass customization antara lain:
1. Memaksimalkan
market share dengan maksimalkan kepuasan konsumen dan jumlah konsumen.
2. Menekan
biaya persediaan dan material waste. Penekanan biaya ini diakibatkan karena
material dan input lainnya di dorong untuk melakukan produksi secara just in
time sehingga inventory dari finish productpun rendah karena produksi
berdasarkan order tidak untuk menyetok.
3. Meningkatkan
cash flow.
4. Waktu
respon yang lebih pendek. Akmulasi waktu dari diterimanya order hingga
dilakukan pengiriman sangat pendek. Selain itu sistem produksi yang fleksibel
dapat mengadaptasi permintaan yang berbeda dengan cepat.
BAB III
STUDI KASUS
A.
Kustomisasi
Masal yang Tidak Efektif di Toyota
Contoh
kasus adalah yang terjadi pada Toyota ditahun 2007 dan 2008 dalam produknya
Toyota Yaris. Kegagalan dialami Toyota
ketika ingin menerapkan Mass Customization di bidang fitur mobil Yaris. Awalnya
mereka ingin menciptakan mobil yang bervariasi berdasarkan kegunaan. Mereka
mengeluarkan produk Yaris J, Yaris E dan Yaris S yang bervariasi dalam bobot
kosong, sistem pengereman dan audio. Namun, tampilan interior dan eksteriornya
cenderung sama. Hal tersebut dapat dibilang tidak berhasil bukan karena Toyota mendapat
kerugian, namun disebut kegagalan karena varian yang dilakukan tidak dapat
dirasakan secara langsung oleh pelanggan. Sehingga yang dilakukan Toyota pada
saat itu hanya membuang-buang biaya. Bahkan pelangganpun banyak yang
bertanya-tanya akan perbedaan varian jenis Yaris tersebut.
Beragamnya
varian Toyota Yaris tersebut tidak berpengaruh bagi sebagian besar pelanggan,
karena bagi mereka yang terlihat adalah perbedaan harga saja. Hal tersebut
dilatar belakangi oleh budaya kerja Mass Customization yang benar-benar baru
bagi mereka, sedangkan struktur organisasi yang ada tidak bisa beradaptasi
dengan kondisi tersebut. Hal yang sama terjadi pada beberapa perusahaan lain
seperti Nissan, Amdahl, Dow Jones, dimana mereka gagal menerapkan strategi Mass
Customization karena tidak melakukan transformasi sistem dengan sempurna.
Oleh
karena itu, perlu ditelaah kembali hal-hal yang perlu dipersiapkan sehingga
strategi Mass Customization akan dapat memberikan keuntungan yang lebih
sebagaimana tujuan awal. Hal-hal tersebut terangkum dalam lima enabler untuk
Mass Customization, yaitu agile manufacturing, lean manufacturing, manajemen
rantai pasok, teknologi manufakturing modern, teknologi komunikasi dan jaringan.
B.
Kustomisasi
Masal Indomie dan Sarimie
Kisah
mengenai mie instan di Indonesia dapat menggambarkan keberhasilan fenomena Mass
Customization. Supermie pernah menjadi
raja dalam pasar mi instan dengan satu jenis produk saja dan menjadi nama
generik untuk menyebut mi instan.
Kemudian datang Indomie merupakan produk baru yang juga berasal dari
produsen yang sama yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Tetapi kedua produk
tersebut masih dengan satu jenis produk. Kedua produk Relatif tidak mempunyai
daya beda yang signifikan.
Lalu
Indomie dan Sarimie melakukan beberapa penyesuaian untuk menangkap ceruk pasar
yang disebabkan oleh kejenuhan konsumen akibat penyeragaman selera dalam
situasi pasar yang homogen. Kedatangan Indomie Goreng, serta varian rasa
Sarimie dan beberapa jenis penyesuaian lainnya menghantarkan pasar mie instan
ke arah mass customization tahap awal.
Sampai
akhirnya Indofood berhasil dalam melakukan kutomisasi masal dan selalu merajai
pasar dalam industry mie instan. Permintaanpun melonjak secara signifikan dan
mengalami tahap maturity hingga saat ini. Prinsip-prinsip mass marketing tetap
dipegang erat oleh kedua produk tersebut. Produk secara hakiki tetap sama,
tetapi bumbunya atau cara memasaknya berbeda sehingga konsumen mempunyai
pilihan. Proses produksi masal tidak banyak berubah: volume besar, kualitas
yang terjaga dan produk yang terstandarisasi. Penganekaragaman rasa, melalui
bumbu yang berbeda-beda tetap dapat dibuat dengan produksi masal berkat
kemajuan teknologi. Langkah customization ini tidak menaikkan harga secara
signifikan. Kini, ketika para pemain mie instan makin banyak para pemain makin
inovatif.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kustomisasi
masal adalah salahsatu strategi kontemporer yang diterapkan perusahaan umunya
perusahaan manufaktur dalam bagian pemasaran dan atau produksi yang dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menangani meningkatnya variasi yang timbul dari
permintaan individu.
Keuntungan
dari mass customization antara lain:
1. Memaksimalkan
market share dengan maksimalkan kepuasan konsumen dan jumlah konsumen.
2. Menekan
biaya persediaan dan material waste. Penekanan biaya ini diakibatkan karena
material dan input lainnya di dorong untuk melakukan produksi secara just in
time sehingga inventory dari finish productpun rendah karena produksi
berdasarkan order tidak untuk menyetok.
3. Meningkatkan
cash flow.
4. Waktu
respon yang lebih pendek. Akmulasi waktu dari diterimanya order hingga
dilakukan pengiriman sangat pendek. Selain itu sistem produksi yang fleksibel
dapat mengadaptasi permintaan yang berbeda dengan cepat
B.
Saran
Dalam
melakukan kustomisasi masal baiknya, perbedaan/ varian produk dapat dilihat
atau dirasakan secara langsung dan pelanggan dapat dengan mudah mengklasifikasinya.
Walaupun tidak, diharapkan produk memiliki standar tertentu yang mempermudah
pelanggan dalam melakukan cutomisasi sendiri. Jika dilakukan setengah-setengah
dalam arti produk yang dikustomisasi memiliki perbedaan yang tidak begitu
signifikan, maka tidak perlu melakukan kustomisasi dikarenakan hal tersebut
hanya membuang-buang biaya saja entah itu biaya perbedaan komponen juga biaya
lainnya.
No comments:
Post a Comment
Mohon maaf bila ada salah kata dan hal-hal yang kurang berkenan. Adapun kritik atau saran mohon isi comment box. Terimakasih